Senin, 24 Februari 2014

Pendudukan Jepang di Indonesia

A. Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia

Latar Belakang Pendudukan militer Jepang di Indonesia, diantaranya;


- Adanya pembaharuan politik Jepang dari menutup diri menjadi imperialis
- Jepang bermaksud menjadikan Asia sebagai satu kesatuan di bawah pimpinannya
- Jepang membutuhkan bahan mentah industri
- Jepang bermaksud membendung pengaruh imperialisme barat.

Karena ketidak siapan Belanda menghadapi Jepang,akibatnya Jepang dapat merebut Indonesia dengan cara menyerbu dan menduduki instalasi-instalasi penting seperti Tarakan,Balikpapan,Manado,Maluku,Palembang,dan Banjarmasin.

Oleh karena itu tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat terhadap Jepang,Belanda menyerah di Kalijati,Subang,Jawa Barat.Pihak Belanda diwakili oleh panglima tentara Belanda Letjen Terpoorten dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer dan Jepang diwakili oleh Jendral Hithoshi Himamura.Jepang membagi Indonesia menjadi 3 wilayah
a. Wilayah 1 meliputi Pulau Jawa dan Madura dengan pusat komando pertahanan di Batavia

b. Wilayah 2 meliputi Sumatra dan kepualuan sekitarnya dengan pusat komando pertahanan di Bukit Tinggi

c. Wilayah 3 meliputi Pulau Kalimantan,Sulawesi,Maluku,Bali,dan Nusa Tenggara dengan pusat komando pertahanan di Makassar 

B.      Organisasi-Organisasi Bentukan dari Jepang


a. Gerakan 3A dibentuk pada tanggal 29 April 1942 yang diketuai oleh Mr.Syamsudin ( mantan anggota Parindra pada zaman Hindia Belanda).Latar belakang pendirian Gerakan 3A adalah membantu Jepang menghadapi Sekutu namun tidak berhasil karena organisasi ini tidak dipimpin oleh pemimpin Indonesia terkemuka.

b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dipimpin oleh Empat Serangkai Ir.Soekarno,Drs.Moh.Hatta,Ki Hajar Dewantara,dan KH Mas Mansyur.Dibentuk pada bulang Agustus 1942 dan diresmikan pada tanggal 1 Maret 1943.Tujuan pendirian Putera untuk Jepang adalah untuk memusatkan seluruh kekuatan rakyat dalam membantu usaha Jepang.Dalam perkembangan dan kegiatan Putera dicurigai dan dinilai kurang memuaskan oleh Jepang.

c.  Jawa Hokokai

Pada tahun 1944 Jepang yang menduduki Jawa menyatakan berdirinya organisasi “Jawa Hokokai” atau himpunan kebaktian Jawa sebagai organisasi resmi pemerintah.

d.  Badan Pertimbangan Pusat (Chuo Sangi In) dibentuk pada tanggal 5 September 1943 atas anjuran PM Hideki Tojo.Tujuannya untuk memberi masukan dan pertimbangan pemerintah Jepang dalam mengambil keputusan.Ketua Badan Pertimbangan Pusat adalah Ir.Soekarno serta wakilnya R.M.AA Koesoemo oetoejo dan Dr.Boentaran martoatmojo 

 C.      Bentuk-Bentuk perlawanan Rakyat Indonesia 

a. Perlawanan rakyat  Cot Plieng -  Aceh

  Perlawanan ini terjadi pada tanggal 10 November 1942 dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil sebagai akibat penindasan sewenang-wenang penjajah Jepang terhadap rakyat Cot Plieng- Aceh

b. Perlawanan rakyat Sukamanah,  Singaparna (jawa Barat)

Perlawanan ini terjadi pada tanggal 25 Februari 1944 dipimpin oleh K.H. Zainal Mustafa. Jepang memaksa agar K.H. Zainal Mustafa beserta pengikutnya melakukan penghormatan dengan cara membukukan badan (Seikeirei) kepada kaisar Jepang yang dianggap Dewa, namun menolak karena bertentangan dengan ajaran Islam
c. Perlawanan rakyat Lohbener dan Sindang (Pantai Utara, Cirebon, Jawa barat)

Perlawanan ini terjadi pada tanggal 30 Juli 1944, dipimpin oleh H. Mardiyas, H. Kartwea, dan Kiai Sreng Seng sebagai akibat penjajah Jepang menyiksa rakyat di desa Cidempet secara kejam.

d. Perlawanan Rakyat Pontianak (Kalimantan Barat)

Perlawanan ini terjadi pada tanggal 16 Oktober 1944, dipimpin oleh para pemuda yang akan melakukan perlawanan terhadap Jepang dengan berkumpul terlebih dahulu di gedung Medan Sepakat Pontianak.
 
D.      Bentuk-Bentuk Perlawanan PETA

            a. Perlawanan PETA di Blitar (Jawa Timur).

Pada tanggal 14 Februari 1944 perajurit-perajurit PETA di Blitar dibawah pimpinan  Sudanco Supriadi , perlawanan-perlawanan terhadap Jepang pihak militer Jepang mengetahui bahwa perlawanan Jepang di Blitar merupakan perlawanan terbesar . Upaya yang dilakukan Jepang untuk menghadapi perlawanan PETA di Blitar yakni dengan menempatkan pasukan tentaranya yang dilengkapi dengan tank-tank dan pesawat terbang. 
Pada pertempuran itu Shodanco Supriadi dibantu Shodanco Muradi menyerah kepada serdadu Jepang. Perajurit-perajurit PETA yang ikut melakukan perlawanan menyerah dan dihadapkan kemakalah militer Jepang di Jakarta. Beberapa diantaranya dijatuhi hukuman mati seperti Dr. Ismail, Muradik, Suparyono, Hali Mangkudijaya, Sunanto dan Sudarno. Supriyadi dan beserta anak buahnya berusaha bertahan dan melanjutkan perlawanan. Namun hingga Indonesia merdeka, nasib Supriyadi tidak dapat diketahui

b. Perlawanan PETA di Aceh

Pada bulan November 1944  meletus perlawanan Aceh terhadap Jepang yang dipimppin oleh Teuku Hamit yang merupakan sala satu anggota pasukan Giyugun (semacam perajurit PETA di Sumatra) meskipun  masih berusia sekitar 20th tetapin ia memiliki keberanian memimpin  dua Pleton pasukan Giyugun untuk melawan Jepang keluar dengan cara keluar dari asrama Giyugun di Jangka Buaya (Aceh) , kemudian membentuk markas pertahanan  di lereng-lereng gunung. Pasukan jepang bertindak cepat dengan menyandera dan mengancam dengan membunuh semua anggota Teuku Hamid jika ia tidak menyerah

c. Perlawanan PETA di gumilir (cilacap,Jawa tengah)
Perlawanan ini dipimpan oleh khussaeri, seorang budaneo (komandan regu).tetapi khusaeri dan kawan-kawan menyerah , atas usaha Daidanco sudirman, khusraeri dan kawan-kawan tidak di jatuhi hukuman. Pada bulan julli 1944, kedudukan jepang semakin terdesak oleh sekutu . oleh karena itu jepang memberikan kemerdekaan terhadap negara-negara asia seperti Birma dan Filipina. Indonesia juga dijanjikan akan diberikan kemerdekaan oleh jepang pada tanggal 7 September 1945. Pada saat 15 agustus 1945 bangsa indonesia menerima kabar  (melalui sutan syarir) tentang kekealahan jepang dari sekutu. 

E. Akibat dari penduduk jepang di Indonesia yaitu adanya dampak positif dan negatif


a. Dampak Positif yaitu  :

- Di perbolehkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi nasional dan   menyebabkan bahasa I ndonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional.

- Didirikannya koperasi untuk kepentingan bersama .

- Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu Rukun Tetangga (RT).

- Diperkenalkan suatu sistem baru dalam bidang pertanian yaitu line system (sistem pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk mrningkatkan produksi pangan.

- Diperkenalkannya system nipon sentris dan diperkenalkannnya vegratar upacara sekolah .

- Jepang dengan terprogram  melatih dan mempersenjatakan pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk perang.

b.Dampak Negatif yaitu :

- Penghapusa semu organisasi politik.

- Romusha (kerja paksa).

- Krisis ekonomi yang sangat parah.

- Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi yang parah seperti perampokan, pemerkosaan dan lain-lain.

- Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.

- Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.
- Akibat dari self sufficiency yang terputusnya hubungan antar daerah


F.      Nasib Sudanco Supriyadi sebagai pemimpin PETA


Nasib Sudanco Supriadi pada saat ini belum jelas keberadaannya , ada yang mengatakan hilang karena bunuh diri ada juga yang mengatakan pada saat jepang  berada di Blitar tahun 1942 merasa kebingungan karena anggota peta mnyerang jepan secara besar-besaran. Oleh karena itu jepang menggunakan kelicikannya dengan menipu seluruh anggota PETA, jika mereka mundur akan diberikan keselamatan seutuhnya namun ternyata jepang hanya menipu anggota peta dengan cara menculik Sudanco Supriadi dan menyiksa sampai mati dan dirahasiakan keberadaannya hingga saat ini.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar