Kisah Hidup Agus Sulaiman
M
|
enjadi seorang
pemulung saat usia sekolah, tentu saja sangat teramat berat. Terlebih lagi
disaat harus membagi waktu antara bekerja dan menuntut ilmu. Namun, bagi Agus Sulaiman yang usianya baru
menginjak 11 tahun, bekerja menjadi pemulung sudah biasa ia lakukan.
Sudah hampir setahun ia bekerja menjadi pemulung. Hal itu ia
lakukan untuk membantu kedua orang tuanya, Kardinah dan Warsinah yang juga
bekerja sebagai pemulung. Dan sebagai anak ke dua dari empat bersaudara ia
merasa perlu untuk membantu adik-adiknya, “ Saya bekerja menjadi pemulung, agar
saya dan kedua adik saya dapat bersekolah” begitu katanya. Sungguh ironis,
disaat anak-anak seusianya sibuk bermain, ia
malah harus bekerja keras membantu kedua orang tuanya.
Agus mulai bekerja setelah pulang dari
sekolah. Ia bersekolah di SD Serua 03 kelas lima. Biasanya ia pulang sekolah
jam setengah satu siang. Sebelum bekerja menyusul ayah dan ibunya, Agus
terlebih dahulu pulang ke rumah yang juga beralamat di Serua.
Agus yang usianya masih sangat muda, menunjukkan semangat yang luar biasa
dalam bekerja. Biasanya, ia mengambil sampah
di sekitar Giant dan Super Indo. Tidak semua sampah bisa diambil,
sampah yang diambil hanyalah sampah yang dapat di jual kembali seperti botol
bekas, plastik bekas dan kardus bekas. Setelah semua barang tadi dikumpulkan
selama sebulan, barulah Agus memperoleh uang hasil penjualannya kepada
pengepul.
Untuk hasil kerjanya dengan kedua orangtuanya diperoleh uang
sebesar 1 juta rupiah. Akan tetapi uang yang ia peroleh itu tidaklah cukup, “
Uang itu tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya yang berjumlah
enam orang, untuk itu saya dan keluarga harus berhemat, agar saya bisa menabung
untuk sekolah saya nanti” begitu kata Agus yang sangat ingin bersekolah.
Agus bercita-cita menjadi seorang
pemain sepak bola yang handal, ia sangat mengidolakan pemain sepak bola
Ronaldo. “ Saya ingin menjadi pemain sepak bola yang bisa mengharumkan nama
Indonesia, seperti Ronaldo yang sukses membanggakan negaranya” begitu kata Agus.
Untuk itulah ia sangat ingin bersekolah,
menggapai cita-citanya, memperbaiki nasip hidupnya dan membanggakan kedua orang
tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar